Skip to main content

Rangkuman Materi Sapere Aude

 Hasil gambar untuk sapere aude


 Sapere aude adalah frasa Latin yang berarti "Berani tahu"; dan juga secara longgar diterjemahkan sebagai "Berani bijaksana", atau bahkan lebih longgar sebagai "Berani untuk berpikir sendiri!" Awalnya digunakan dalam Book of Letters (20 SM), oleh penyair Romawi Horace , frasa Sapere aude dikaitkan dengan Zaman Pencerahan , selama abad ke-17 dan ke-18, setelah Immanuel Kant menggunakannya dalam esai, " Menjawab Pertanyaan: Apa itu Pencerahan? "(1784). Sebagai seorang filsuf, Kant mengklaim ungkapan Sapere aude sebagai moto untuk seluruh periode Pencerahan, dan menggunakannya untuk mengembangkan teorinya tentang penerapan akal di ruang publik urusan manusia.
Pada abad ke-20, dalam esai "What is Enlightenment?" (1984) Michel Foucault mengambil rumusan Kant tentang "berani tahu" dalam upaya untuk menemukan tempat bagi individu pria dan wanita dalam filsafat post-strukturalis , dan dengan demikian menerima warisan Warisan Pencerahan yang bermasalah. Selain itu, dalam esai The Baroque Episteme: the Word and the Thing (2013) Jean-Claude Vuillemin mengusulkan bahwa frase Latin Sapere aude menjadi moto dari episteme Baroque 
Ungkapan ini banyak digunakan sebagai moto , terutama oleh lembaga pendidikan.
 Salah satu revolusi paling penting, tidak hanya dalam sejarah filsafat tapi juga sejarah umat manusia, adalah ketika Socrates berkata “the unconsidered life is life not worth living ~ hidup yang tidak direnungkan adalah hidup yang tidak layak dijalani.”
Inilah kesimpulan dari seluruh ide, filsafat dan pemikiran Socrates, filsuf Yunani kuno yang bersama dengan Plato dan Aristoteles dianggap sebagai pendiri filsafat modern, sekitar 2500 tahun lalu.

Socrates melihat hidup manusia dapat dijalani dengan dua cara, pertama hidup apa adanya saja – tidak adanya bedanya dengan seekor hewan yang acuh tidak acuh dan hanya tahu persoalan makan, bekerja, istirahat dan beranak pinak.Ini cara hidup yang paling santai dan paling mudah. Hidup yang tidak perlu direnungkan, dipikirkan dan diputuskan. 

 Cara kedua adalah menjalani hidup tidak hanya sekedar apa adanya, tetapi dengan melihat kehidupan dan dunia disekeliling kita, berhenti untuk renungkan, pikirkan dan putuskan bagaimana caranya untuk membuat tidak hanya kehidupan kita sendiri tetapi dunia di sekeliling kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna. Inilah yang dimaknai Socrates sebagai “considered life ~ hidup yang direnungkan.”Apa yang dimaksud Socrates, adalah bahwa kita adalah tuan dari hidup dan diri kita sendiri. Kita sendirilah yang menentukan apa yang baik dan buruk, salah dan benar, apa yang boleh kita percaya atau tidak dan bagaimana hidup kita harus dijalani. Kita tidak butuh orang lain untuk memberitahu dan menentukan prinsip hidup dan pemikiran kita atau bagaimana cara kita menjalani hidup. Socrates bilang, jangan pernah takut untuk berpikir sendiri dengan bebas merdeka. Jangan pernah takut untuk mempertanyakan dan meragukan atau bahkan menolak apa yang ditentukan oleh orang lain untuk hidup kita, apalagi ketika kita melihat apa yang ditentukan oleh orang lain itu tidak cocok, tidak baik dan tidak dapat diterima.

 Inilah inti dan pondasi paling dasar dari semua pemikiran dan ajaran filsafat dalam sejarah umat manusia, baik yang ada, telah ada dan akan ada.

 Ide Socrates ini seakan menemukan ruhnya kembali ketika dibedah oleh filsuf Immanuel Kant melalui satu esai yang berjudul “Beantwortung der Frage: Was ist Aufklärung?” (“Answering the Question: What is Enlightenment?” ~ Menjawab Pertanyaan: Apa itu Pencerahan Akal Budi”). Melalui esai tersebut, Kant membedah dan menganalisa, apakah gerangan Aufklarung atau pencerahan akal budi itu serta bagaimanakah manusia-manusia yang telah mencapai pencerahan akal budi itu?
Kant membuka artikelnya dengan tulisan sebagai berikut : “Pencerahan akal budi adalah terangkatnya seorang manusia dari ketidakdewasaan yang ia sebabkan sendiri. Ketidakdewasaan itu adalah ketidakmampuan untuk menggunakan pengertiannya sendiri tanpa bimbingan dari yang lain. Ketidakdewasaan ini ia sebabkan sendiri jika penyebabnya bukan karena kurangnya pengertian, tetapi kurangnya tekad dan keberanian untuk mengunakan pengertiannya tanpa bimbingan dari yang lain. Karena itu semboyan dari pencerahan akal budi adalah: Sapere aude! Milikilah keberanian untuk menggunakan pengertian Anda sendiri!”*
Kant berpendapat bahwa setiap orang mampu untuk mengunakan pengertiannya sendiri. Setiap orang sama rasa dan sama rata, mampu menjalani hidup dengan cara yang disarankan Socrates. Hidup bukan sekedar hidup seadanya saja dan manut apa kata orang, tetapi hidup dengan mengunakan pengertiannya sendiri, berpikir bebas dan merdeka tanpa butuh bimbingan atau perlu didikte orang lain. Inilah manusia yang menurut Kant adalah manusia yang sudah dewasa, sudah mencapai aufklarung.
Melalui esai ini, Kant juga mematahkan anggapan bahwa untuk mengunakan pengertiannya sendiri, seseorang harus lebih tahu atau lebih pintar dibanding orang normal, anggapan bahwa untuk berpikir bebas dan merdeka perlu IQ 180 dulu, gelar Ph.D dibidang filsafat dan jadi guru besar. Menurut Kant, untuk berpikir bebas dan merdeka hanya dibutuhkan dua hal : tekad dan keberanian. Karena itu paragraf ini ditutup dengan satu kalimat yang sangat terkenal : “Sapere aude! Milikilah keberanian untuk menggunakan pengertian Anda sendiri!
Pada paragraf berikutnya, Kant mengejek orang yang tidak mengunakan pengertian mereka sendiri, orang yang tidak berani berpikir bebas dan merdeka, orang yang butuh orang lain – entah itu orangtua atau ibu guru, kepala suku atau raja, pendeta atau alim ulama, ideologi dan atau agama untuk membimbing dan memberitahu mereka apa yang baik dan benar. Buat Kant, alasan kenapa seseorang tidak berani hidup menurut saran Socrates, hidup dengan berpikir bebas dan merdeka sebenarnya sederhana : “Laziness and cowardice” ~ hanya karena mereka ini pemalas dan pengecut.

 Implementasi Sapere Aude dalam Kehidupan

Sapere Aude! Kata Immanuel Kant. Setiap individu harus berpikir secara mandiri. Jangan gampang terbawa arus yang ada. Jika punya argumentasi ataupun pendapat yang berbeda dengan kelompokmu. Ada baiknya disampaikan. Tak masalah jika argumentasimu di akomodir atau tidak. Setidaknya anda telah memiliki keberanian untuk mengemukakan isi dari pikiran anda.
Keberanian dalam mengemukakan suatu gagasan inilah yang di apresiasi oleh Immanuel Kant. Menurut Kant kunci dari pencerahan akal budi adalah berani berpikir bebas. ‘Sapere Aude! Milikilah keberanian untuk menggunakan pengertian anda sendiri’. Melalui esai ini Kant juga mematahkan anggapan bahwa untuk menggunakan pikirannya sendiri, suatu individu harus lebih tahu dan pintar terlebih dahulu, bahwa untuk berpikir bebas dan merdeka anda tak perlu jadi ketua organisasi, kuliah s2 diluar negeri, dosen atau pintar filsafat terlebih dahulu. Socrates pernah bilang bahwa manusia adalah mereka yang mau berpikir.
Diperlukan suatu keberanian lebih memang dalam mengimplementasikan doktrin ‘Sapere Aude’, apalagi jika doktrin ini dihadapkan pada individu yang terbiasa dalam budaya pasrah  Ya, bagaimana lagi ‘berani’ sudah merupakan harga mati. Pasalnya, keberanian merupakan hal yang fundamental untuk melakukan counter hegemoni terhadap pemahaman yang mapan/dominan.
Tak usah anda pedulikan mereka yang diam dan mendiamkan terjadi. Mereka yang tidak berani berpikir bebas dan merdeka, dan tergantung atau hanya mengiyakan terhadap keputusan mayoritas, menurut Kant adalah seorang yang pemalas dan pengecut. Jangan hanya jadi ikan mati yang akan hanyut terbawa arus. Jadilah karang yang tetap tegar walaupun arus dan gelombang terus menghantam.

Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Materi Bahasa Inggris : Author's Tone & Opinion

AUTHOR'S TONE AND OPINION ( Menentukan Sikap dan Opini Penulis ) Pada soal reading comprehension seringkali ditemukan jenis pertanyaan yang meminta peserta tes UTBK , SBMPTN, SNMPTN untuk mengidentifikasi sikap/emosi dan opini penulis  terhadap topik bacaan. Jenis pertanyaan tersebut dikenal dengan Author's tone and opinion. Karakteristik pertanyaan jenis ini adalah pilihan jawabannya ditandai dengan satu sampai tiga kata berbentuk adjektif, contohnya : cheerful, joyous, respectful, optimistic, comic, nostalgic, gentle, playful, passionate ( positive), critical, depressed, angry, bitter, pessimistic, cynical, skeptical (negative), objective (neutral), favorable, unfavorable,respectful, etc. A. Author's Tone Author's tone biasanya menggunakan kata kunci pertanyaan seperti berikut ini, 1.The attitude of the author of the passage toward x is best described as one of ... 2.The tone of the author is best described as ... 3.Which of the following be...

Ringkasan Materi Peristiwa Penting di Eropa : Gerakan Renaissance, Reformasi Gereja, dan Gerakan Merkantilisme

A.GERAKAN RENAISSANCE Sebelum abad ke-14 , Eropa berada pada masa kegelapan. Pada masa itu kebudayaan dan ilmu pengetahuan tidak berkembang, hingga para pemikir Eropa berusaha mencari ide-ide baru dengan cara mempelajari ilmu-ilmu yang ditinggalkan  oleh bangsa Yunani dan Romawi , baik dalam bentuk pemikiran , bangunan, atau karya seni yang kemudian dimodifikasi Pada abad ke-14 sampai abad ke-17 lahirlah Gerakan Renaisans (Renaissance), yaitu jaman pencerahan atau jaman kembali ke kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno . Masa ini ditandai oleh kejayaan di bidang seni, pemikiran, dan kesusastraan, serta berpengaruh di bidang yang lainnya B.REFORMASI GEREJA  Latar belakang terjadinya reformasi gereja : Adanya penjualan surat pengampunan dosa dan indulgensia Kekuasaan ganda paus yaitu sebagai kepala agama dan kepala pemerintahan Perbuatan amoral dari para pemuka agama Puncak reformasi, penempelan 95 dalil protes yang dilakukan oleh Marthin Luther didepan ...

Rangkuman Materi Marhaenisme

  Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan oleh Presiden pertama Negara Republik Indonesia, Ir. Soekarno , dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia. Soekarno mencetuskan Marhaenisme untuk mengangkat harkat hidupIndonesia  Massa Marhaen , yang memiliki alat produksi namun  tertindas. Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa/Borjuis/Kapitalis Pada esensinya Marhaenisme  adalah  ideologi perjuangan versi Bung Karno. yang terbentuk dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa  Menurut marhaenisme , agar mandiri secara ekonomi dan terbebas dari eksploitasi pihak lain, tiap orang atau rumah tangga memerlukan faktor produksi atau modal. Wujudnya dapat berup...