Skip to main content

Rangkuman Materi Perjanjian Jenewa

Tepatnya pada 22 Agustus 1864, lahir sebuah aturan yang kini menjadi acuan internasional terkait perang dan HAM, yang dinamai Konvensi Pemulihan Para Korban Perang atau juga disebut Konvensi Jenewa. Konvensi Jenewa adalah bagian dari Hukum Internasional yang juga dikenal sebagai Hukum Kemanusiaan dalam Konflik Bersenjata. Pada hari itu, 12 negara menandatangani Konvensi Jenewa pertama untuk melindungi korban perang termasuk mereka yang bertugas sebagai perawat untuk para korban. Pertemuan ini juga menjadi cikal bakal lahirnya Palang Merah Internasional. Konvensi ini dipelopori oleh seorang sukarelawan peduli korban perang asal Swiss, Jean-Henri Dunant. Dia menegaskan bahwa korban perang dan juga perawat yang bertugas harus dilindungi. Tujuan konvensi ini adalah untuk menjadi patokan standar dalam memperlakukan korban perang.
Hasil gambar untuk konferensi jenewa"

Latar Belakang Perjanjian Jenewa  

Berawal pada akhir Juni 1859, wilayah Solferino (kini Lombardia, Italia) membara akibat dijadikan medan pertempuran oleh dua monarki Eropa.
 Pertempuran Solferino merupakan perang besar terakhir dalam sejarah dunia di mana dua pasukan berada dalam komando monarki yaitu terdiri dari tentara Perancis yang dikomandoi Napoleon III bersekutu dengan Angkatan Darat Sardinia yang merapat di bawah pimpinan Victor Emanuel II. Ada kurang lebih 300.000 pasukan yang ikut bagian, dan menjadikannya sebagai perang terbesar setelah Pertempuran Leipzig (1813).

Darah yang tumpah di Solferino dengan menangnya Perancis membuat bulu kuduk Henry Dunant bergidik. Rasa kemanusiaannya benar-benar terusik. Henry datang di saat pertempuran hampir berakhir. Mayat-mayat bergelimpangan di tanah. Tentara yang terluka tidak mendapat perawatan yang memadai. Pengusaha asal Swiss itu kemudian menggerakkan inisiatif untuk mengorganisasi warga sipil, terutama perempuan, untuk membantu para korban luka. Mereka tentu saja kekurangan modal. Henry Dunant sendiri yang mengatur pembelian persediaan hingga membantu mendirikan rumah sakit darurat.Ia meyakinkan penduduk untuk melayani para korban luka tanpa mempersoalkan asal kubu mereka selama berperang. Tak disangka-sangka, solidaritas penduduk benar-benar menguat. Para perempuan di kota dekat Castiglione dele Stiviere bahkan menciptakan slogan “tutti fratelli” atau semua bersaudara.

Pengalaman mengerikan itupun dituangkan Henry Dunant dalam buku Un Souvenir de Solferino atau A Memory of Solferino. Buku dicetak sebanyak 1.600 eksemplar dan terbit pertama kali pada 1862. Modalnya, lagi-lagi, sepenuhnya dari kantong Henry Dunant. Buku itu ia distribusikan ke banyak pemimpin politik dan militer terkemuka di Eropa. Di dalamnya ia beri penegasan terkait ide mendirikan organisasi netral yang bertugas menyediakan perawatan bagi tentara yang luka-luka atau sakit usai perang. Agar ide menyebar dengan efektif, ia juga berkeliling Eropa.

Tanggapan publik atas buku Dunant cukup positif. Salah satunya datang dari Presiden Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan Publik, Gustave Moynier, yang kemudian mengajak Dunant untuk membahas realisasi ide. Pertemuan keduanya terjadi pada awal Februari 1863

 Mereka lalu bersepakat untuk membuat komite yang terdiri dari lima orang. Selain Dunant dan Moynier, tiga lainnya yakni Jenderal Swiss Henri Dufour, dokter Louis Appia dan dokter Théodore Maunoir. Pertemuan perdana komite lima berlangsung pada 17 Februari 1863, dan kini dikenang sebagai tanggal pendirian Komite Internasional Palang Merah (ICRC).

Dari pertemuan Konvensi Jenewa, dihasilkan empat kesepakatan inti, yakni menjamin keselamatan tentara yang terluka semasa perang dari penangkapan dan penghancuran; wajib menerima dan merawat peserta perang yang terluka; perlindungan bagi warga sipil yang merawat tentara yang terluka; menghormati lambang Palang Merah dalam mengidentifikasi orang dan peralatan yang dijamin dalam perjanjian.Jean-Henri Dunant juga menyodorkan penggunaan lambang bersama secara internasional untuk merepresentasikan peralatan medis. Gagasan ini kemudian menelurkan Palang Merah Internasional beserta logo persimpangan berwarna merah.

Sejauh ini, Konvensi Jenewa ini telah digunakan lebih dari 180 negara sebagai dasar dalam menjalin hubungan internasional, termasuk saat berkonflik dengan negara lain. 

Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Materi Bahasa Inggris : Author's Tone & Opinion

AUTHOR'S TONE AND OPINION ( Menentukan Sikap dan Opini Penulis ) Pada soal reading comprehension seringkali ditemukan jenis pertanyaan yang meminta peserta tes UTBK , SBMPTN, SNMPTN untuk mengidentifikasi sikap/emosi dan opini penulis  terhadap topik bacaan. Jenis pertanyaan tersebut dikenal dengan Author's tone and opinion. Karakteristik pertanyaan jenis ini adalah pilihan jawabannya ditandai dengan satu sampai tiga kata berbentuk adjektif, contohnya : cheerful, joyous, respectful, optimistic, comic, nostalgic, gentle, playful, passionate ( positive), critical, depressed, angry, bitter, pessimistic, cynical, skeptical (negative), objective (neutral), favorable, unfavorable,respectful, etc. A. Author's Tone Author's tone biasanya menggunakan kata kunci pertanyaan seperti berikut ini, 1.The attitude of the author of the passage toward x is best described as one of ... 2.The tone of the author is best described as ... 3.Which of the following be...

Ringkasan Materi Peristiwa Penting di Eropa : Gerakan Renaissance, Reformasi Gereja, dan Gerakan Merkantilisme

A.GERAKAN RENAISSANCE Sebelum abad ke-14 , Eropa berada pada masa kegelapan. Pada masa itu kebudayaan dan ilmu pengetahuan tidak berkembang, hingga para pemikir Eropa berusaha mencari ide-ide baru dengan cara mempelajari ilmu-ilmu yang ditinggalkan  oleh bangsa Yunani dan Romawi , baik dalam bentuk pemikiran , bangunan, atau karya seni yang kemudian dimodifikasi Pada abad ke-14 sampai abad ke-17 lahirlah Gerakan Renaisans (Renaissance), yaitu jaman pencerahan atau jaman kembali ke kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno . Masa ini ditandai oleh kejayaan di bidang seni, pemikiran, dan kesusastraan, serta berpengaruh di bidang yang lainnya B.REFORMASI GEREJA  Latar belakang terjadinya reformasi gereja : Adanya penjualan surat pengampunan dosa dan indulgensia Kekuasaan ganda paus yaitu sebagai kepala agama dan kepala pemerintahan Perbuatan amoral dari para pemuka agama Puncak reformasi, penempelan 95 dalil protes yang dilakukan oleh Marthin Luther didepan ...

Rangkuman Materi Marhaenisme

  Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Ideologi ini dikembangkan oleh Presiden pertama Negara Republik Indonesia, Ir. Soekarno , dari pemikiran Marxisme yang diterapkan sesuai natur dan kultur Indonesia. Soekarno mencetuskan Marhaenisme untuk mengangkat harkat hidupIndonesia  Massa Marhaen , yang memiliki alat produksi namun  tertindas. Meski demikian, pengertian Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa/Borjuis/Kapitalis Pada esensinya Marhaenisme  adalah  ideologi perjuangan versi Bung Karno. yang terbentuk dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa  Menurut marhaenisme , agar mandiri secara ekonomi dan terbebas dari eksploitasi pihak lain, tiap orang atau rumah tangga memerlukan faktor produksi atau modal. Wujudnya dapat berup...